Roller CVT lebih ringan akselerasi makin bagus atau sebaliknya? nggak mesti bro!
Sebelumnya saat saya membaca artikel mas Taufik tentang teknologi Blue Core saya tertarik untuk membahas alasan mengapa roller weight diperberat.
tmcblog.com – Bocoran Turah Turah . . . Gali Resep Blue Core di Yamaha Mio M3 125 Sedikit Lebih dalam
tmcblog.com – Bocoran Turah Turah . . . Gali Resep Blue Core di Yamaha Mio M3 125 Sedikit Lebih dalam
oh ya disana terlihat juga bahwa Roller pemberat dari Mio M3 125 akan lebih berat bro dengan rasio yang ringan . . . ini resep ulikan CVT agar Mio M3 nantinnya punya akselerasi spontan . . . apa terbukti ? . .. nanti kita cek saat test ride
Terus terang saya agak bingung dengan istilah roller lebih berat rasio lebih ringan. Saya rencananya ingin membahas itu dengan menggunakan referensi dari website lain, tapi akhirnya justru tambah pusing, sehingga akhirnya batal. Bikin pusing karena yang diklaim berbeda beda.
Kebanyakan justru membantah informasi dari mas Taufik, contohnya:
Semakin ringan roller = akselerasi bawah untuk stop and go makin mantap, top speed makin pendek
Semakin berat roller = akselerasi bawah untuk stop and go makin lambat, top speed lebih tinggi
kalau pakai bobot yang lebih ringan dari standar, efeknya akselerasi di putaran bawah jadi lebih enteng, kalo pake yang lebih berat untuk mengejar top speed,
6 buah roller dengan berat standar 10,6 gram diganti dengan bobot yang lebih ringan, sehingga akselerasi di putaran bawah lebih enteng. Untuk mengejar top speed, ganti yang lebih berat
Oleh karena itu, bila menginginkan akselerasi yang tinggi, sangat disarankan menggunakan roller yang berbobot ringan. Bila berat standar roller yang digunakan adalah 15 gram, maka gunakan roller yang berbobot 13 gram. “Oleh karena itu, gunakan milik skutik lain atau komponen custom,” terang Rizkon.Namun, bila ingin mencapai kecepatan tertinggi disarankan untuk menggunakan roller yang agak berat. Jadi, bila ingin akselerasi yang ringan, namun juga mendapatkan kecepatan tertinggi sebaiknya menggunakan roller dengan bobot di antara bobot standar dan ringan, yaitu 14 gram.
Untuk meningkatkan akselerasi, anda bisa mengganti dengan roller yang lebih ringan. Untuk penggantian roller jangan sampai melebihi 3g dari berat aslinya.
Ada juga yang mendukung penjelasan mas Taufik.
Roller Skutik Ringan = Deselerasi Besar?
Roller Skutik Ringan = Deselerasi Besar?
Menurut Willy, roller lebih ringan memungkinkan pergeseran lebih cepat kala putaran mesin meningkat. Sedang roller lebih berat, putaran mesin akan lebih tinggi baru besutan akan bergerak. “Kalo lebih berat mesin lebih meraung tapi akselerasinya lebih baik, sementara kalau soal kenyamanan, lebih enak pakai roller lebih kecil, pada putaran di bawah saja sudah jalan,” ujarnya.
Karena itu saya mencoba mencari penelitian tentang roller weight ini, dan ketemu. Penjelasan yang paling ok ada pada penelitian berikut ini:
Priya Adityas, C. Sudibyo dan Basori – PENGARUH BERAT ROLLER CVT (CONTINUOUSLY VARIABLE TRANSMISSION) DAN VARIASI PUTARAN MESIN TERHADAP TORSI PADA YAMAHA MIO SPORTY TAHUN 2007 (file diunduh dariUniversitas Sebelas Maret)


Priya Adityas, C. Sudibyo dan Basori – PENGARUH BERAT ROLLER CVT (CONTINUOUSLY VARIABLE TRANSMISSION) DAN VARIASI PUTARAN MESIN TERHADAP TORSI PADA YAMAHA MIO SPORTY TAHUN 2007 (file diunduh dariUniversitas Sebelas Maret)


Penelitian tersebut menunjukkan bahwa setiap berat roller mempunyai pengaruh yang bervariasi pada torsi mesin. terlihat bahwa torsi terbaik pada putaran mesin 5000 rpm didapat bila menggunakan roller berat (11.5 gram & 7.5 gram), hasil terjelek didapat dari roller yang tanggung (9.5 gram). Di putaran mesin 6000 rpm torsi terbaik didapat dari roller 8.5 gram. Sementara di putaran mesin 7000 rpm dan 8000 rpm torsi terbaik didapat dari roller 7.5 gram.
Torsi terbaik di putaran 5000 rpm sangat menarik karena pakai yang tanggung torsinya paling jelek, justru hasil lebih baik didapat bila pakai roller lebih berat ATAU lebih ringan. Kalau sudah begini ketahuan bahwa akselerasi bawah nggak mesti lebih baik kalau roller diringankan. Misalnya tadinya 10.5 gram hasil justru lebih jelek bila menggunakan roller 9.5 gram.
Penelitian berikutnya juga menarik.
Achmad Al Farobi & A Grummy Wailandouw – PENGARUH PENGGUNAAN JENIS PEMBERAT (ROLLER) TERHADAP PERFORMA MESIN YAMAHA MIO SOUL TAHUN 2010 (file diunduh dari Scribd)


Achmad Al Farobi & A Grummy Wailandouw – PENGARUH PENGGUNAAN JENIS PEMBERAT (ROLLER) TERHADAP PERFORMA MESIN YAMAHA MIO SOUL TAHUN 2010 (file diunduh dari Scribd)


Terlihat bahwa torsi di putaran mesin awal bila pakai roller standard lebih jelek daripada kalau pakai yang lain, baik yang lebih ringan atau lebih berat. Sementara di putaran mesin lain terlihat bahwa roller 9 gram lebih bertenaga, tapi anehnya justru termasuk irit di putaran menengah ke atas. Berdasarkan penelitian sebelumnya, hasil bisa berbeda bila roller yang lebih ringan (7.5 gram) juga dicoba. Penelitian juga membahas penggunaan per cvt yang tidak standard, silahkan baca juga bila tertarik.
Ada juga yang melakukan penelitian terhadap roller yang dicampur. Namun laporan penelitian agak membingungkan karena diagram dan cara pengujian kacau. Yang diuji adalah roller 9, 10, 11 dan 12 gram. Hasil terbaik adalah dengan menggunakan roller 9 gram, dimana gokart dapat menempuh 90 meter dalam waktu 11.54 detik. Yang aneh adalah saat diuji dengan roller campuran 9 dan 11 gram, jarak 100 meter bisa ditempuh dalam waktu 5.25 detik. Tidak tahu mengapa waktu tempuh kalau pakai campur bisa dua kali lebih cepat. Bila tertarik untuk mempelajari, silahkan baca:
Achmad Ardhiko Widyarso – Analisa dan pengujian roller pada mesin gokart matic
(file diundung dari Universitas Gunadarma)
Achmad Ardhiko Widyarso – Analisa dan pengujian roller pada mesin gokart matic
(file diundung dari Universitas Gunadarma)
Harus diketahui juga bahwa menggunakan roller yang tidak sama beratnya bisa membuat komponen tidak awet, berikut testimoninya:
PEMBUKTIAN ROLLER SELANG-SELING
PEMBUKTIAN ROLLER SELANG-SELING
KESIMPULAN
Pemakaian roller kombinasi tak terbukti bikin akselerasi lebih baik dari yang berbobot rata. Selain itu lama-lama roller yang berat jadi cepat aus/peyang karena kerjanya lebih berat dari yang ringan. Hal sama diderita beberapa pengguna Mio. Kombinasi standar (10 gr) dengan 7 gr merek KTC. Belum lama ini timbul vibrasi parah sampai bikin bagian di puli skunder rusak berat,”. Anehnya, roller yang peyang justru yang orisinal Mio.
Kesimpulannya, nggak mesti makin ringan makin enak tarikannya, nggak mesti makin berat makni bagus akselerasinya. Yang paling baik adalah yang pas. Untuk tahu pas, harus dicoba semua. Tinggal dibayangkan beli roller weight 6 set antara 7 gram sampai 12 gram….
Good luck bro
Tidak ada komentar:
Posting Komentar